Loading

Budidaya Ikan Gurame

Ikan gurame merupakan salah satu komoditas unggulan ikan air tawar yang mudah dibudidayakan serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, peluang mengusahakan gurame sebenarnya sangat terbuka sebab untuk membesarkan gurame kini dapat dilakukan dalam waktu singkat hanya 4 - 5 bulan hingga mencapai ukuran siap konsumsi. Perikanan budidaya khususnya ikan gurame selain berperan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan pendapatan petani dan negara, juga penting dalam perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan agrobisnis.


Jenis ikan gurame
Jenis gurame yang telah lama dikenal hanya dua jenis, yaitu gurame soang dan gurame jepun, namun saat ini terdapat beberapa strain gurame baru, ada dugaan bahwa strain-strain baru tersebut merupakan keturunan atau perkawinan silang dari gurame soang dan gurame jepun yang mengalami penyesuaian pada masing-masing daerah

1. Gurame Porsalin
2. Gurame Blusafir
3. Gurame Paris
4. Gurame Soang
5. Gurame Jepang
6. Gurame Bastar


Pembenihan Gurame
A. Pemilihan induk

Salah satu keberhasilan pemijahan ikan gurame adalah tergantung dari cara memilih induk
yang akan dipijahkan, induk jantan dan betina yang dipijahkan harus baik dan unggul
sehingga akan dihasilkan benih yang unggul pula, adapun ciri-ciri induk yang berkualitas
kurang lebih adalah :
• Pilih induk yang pertumbuhan paling cepat dari satu peranakan
• Tidak cacat
• Gerakan ikan lincah
• Susunan sisik rapi, teratur, licin dan mengkilat serta tidak ada luka
• Umur produktif 4 - 10 tahun
• Berat > 20 Kg

B. Persiapan pemijahan
Persiapan pemijahan ikan gurame tersebut mencakup persiapan kolam pemijahan dan
persiapan sarang tempat telur ikan gurame, proses pemijahan ikan gurame membutuhkan
waktu relatif lama untuk mulai melakukan pemijahan, tidak seperti ikan mas atau lele yang
begitu dipertemukan langsung memijah, pemijahan sangat dipengaruhi tingkat kematangan
gonad induk dan rangsangan dari luar, proses pemijahan induk gurame biasanya akan
berlangsung setelah 15 - 30 hari induk dilepas ke kolam pemijahan.berikut ini persiapan
pemijahan ikan gurame :

1. Persiapan kolam pemijahan
• Kolam dikeringkan 3 - 7 hari
• Perbaikan pematang yaitu membersihkan kolam dari semua kotoran yang ada dan masuk kekolam serta memberihkan rumput liar disekitar pematang
• Setelah pengeringan kolam, kemudian dilakukan pengapuran
• Pengisian air kolam dengan air bersih dan jernih sedalam 80 cm
• setelah kolam disisi air selama 3 - 4 hari maka induk sudah bisa dimasukan kedalam kolam pemijahan
2. Mempersiapkan sarang
Agar proses pemijahan dapat berlangsung lebih cepat pembudidaya perlu menyediakan
tempat kerangka sarang dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bahan sarang
seperti ijuk atau serbuk kelapa, keberadaan bahan sarang tersebut juga akan
merangsang induk cepat untuk memijah


Gurami dikenal sebagai ikan yang lambat pertumbuhannya. Untuk membesarkan benih ukuran 2-3 cm Sampai siap konsumsi (500 g) diperlukan waktu sekitar 1,5 tahun. Wajar bila banyak yang enggan mengusahakannya. Kini hal ltu bisa diatasi dengan menerapkan pola budidaya secara bertahap. Pemeliharaan di kolam intensif selama 12-14 bulan Osphronemus gouramy, itu mencapai bobot 500 g/ekor. Ini adalah beternak dengan cara segmentasi. Dengan segmentasi ini, “Beternak gurami lebih cepat, setiap tahap 3-4 bulan,“ ujar Azhari, petani di Dramaga, Bogor.
Pemilik 10 petak kolam ukuran 200 m2 itu menebar berbagai ukuran. “Kalau ada yang membutuhkan, tinggal dipanen. Tak perlu dibesarkan hingga ukuran konsumsi”. Untung yang diraih per segmen budidaya pun jelas. Misalnya, benih ukuran wadah korek (4-5 cm) dibeli seharga Rp 1.250/ekor. Jika ditebar 3.000 benih di kolam seluas 100 m2. (Maaf, ini adalah arsip lama, jadi untuk masalah harga bisa diabaikan – Om Kicau).
3 bulan berikutnya dipanen ukuran bungkus rokok (10 cm). Harganya bisa 2 kali lipat. Dengan kematian 10% petani bisa mengantongi Rp 3 juta belum termasuk biaya pakan dan tenaga kerja.
Pemeliharaan gurami di kolarn intensif per segmen menghemat waktu 2-4 bulan. Dengan cara itu “Perputaran modal juga cepat,” tegas Julius Tirta Sendjaya petani di Parung. Selain itu ukuran kolam budidaya tidak luas, 100-500 m2 tapi dalam jumnlah banyak. Selain kolam pendederan. ada yang untuk pembesaran. Kesehatan ikan dapat dikontrol sehingga kegagalan panen akibat penyakit dapat diminimkan.

TERGANTUNG MODAL
Petani bermodal minim bisa memulai usaha dan pembenihan. Modal besar, pembesaran. Semua segmen budidaya pun tidak masalah. Toh, jika tidak ada permintaan benih bisa dibesarkan lagi hingga siap konsumsi.
Pembenih hanya menghasilkan benih ukuran kuku (2-3 cm). Modal yang diperlukan sepasang induk dan wadah penetasan, seperti ember, bak fiber, atau akuarium. Perawatan larva sampai burayak di akuarium lebih mudah. Selain kesehatannya mudah di kontrol juga bisa diusahakan di lahan terbatas. Pembesaran pilihannya lebih banyak.
Pertama, membesarkan benih ukuran kuku hingga sebesar wadah korek (4-5cm).
Petani juga bisa memulai usaha dan benih ukuran wadah korek, lalu dibesarkan hingga seukuran bungkus rokok (9-10cm). Atau dimulai dan benih ukuran bungkus rokok sampai siap konsumsi.
Sebelum mulai usaha perlu mengetahui syarat-syarat gurami tumbuh dengan baik. Di antaranya pemilihan lokasi, konstruksi kolam, benih berkualitas, dan perawatan yang benar.

SYARAT LOKASI
Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ia bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat juga perlu diperhatikan. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan cukup baik. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya agak lambat.
Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan gurami. Ia tumbuh baik di daerah bersuhu 25- 28C. Meskipun demikian, ia sangat peka terhadap perubahan suhu. Lokasi yang memiliki perbedaan suhu siang dan malam tinggi kurang baik untuk gurami. Apalagi daerah yang suhunya seringkali berubah-ubah bisa menyebabkan ikan stres.
Kepekaan gurami terhadap suhu dapat diatasi dengan merekayasa lingkungan hidupnya. Penyebab naiknya suhu adalah panas matahari.
Ketika cuaca panas tinggi air yang umum digunakan 70 80 cm, ditingkatkan l0-20 cm. Saat penghujan tiba biasanya suhu dingin dan diatasi dengan menurunkan tinggi air.
Kualitas air di lokasi mendukung pertumbuhan ikan. Ia harus mengandung cukup mineral dan zat-zat hara yang dibutuhkan.
Ketersediaan pakan alami yang cukup bisa meningkatkan kelulusan hidup benih pada tahap awal budidaya.
Kadar oksigen tidak berpengaruhi terhadap kehidupan gurami. Ia memiliki labirin yang berfungsi untuk mengambil udara. Angka pH air ideal 6,5- 7, kesadahan 7HD. Air dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga.
Gurami menyukai air yang bersih. Air kerub dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran itu bercampur sisa-sisa pakan akan terjadi pembusukan. Hal itu memicu timbulnya bakteri, parasit, dan cacing.
Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet bisa didatangkan dan daerah lain. Namun, daun sente (Alocasia macrorrhiza), kegemaran gurami terkadang langka. Karena kebutuhan daun-daunan itu cukup besar sebaiknya petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.

PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada 2 cara yang bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah seusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat kuat dan kokoh. Bentuk kolam umumnya sama dengan ikan lain. Ukurannva tergantung kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tak mudah bocor atau terkikis. Kemiringannya 60 derajat dan dasar kolam.
Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk mengantisipasi longsor. Tinggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar kolam. Permukaan dasar kolam dibuat agak miring. Tujuannya untuk memudah pembuangan air dan panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap kolam dibuat terpisah. Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit ke kolam lain.
Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal atau menyilang. Pralon pvc atau bambu umum digunakan. Jumlahnya tergantung luas kolam, ukuran 100 m2 cukup 2 saluran air. Lubang air ditutup kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke kolam.
Kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk gurami. Karena itu keasamannya harus dipertahankan. Caranya dengan menaburkan kapur sebanyak 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering. Tujuannya untuk mematikan bakteri, jamur, dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang menumpuk dibuang.
Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik dan ratakan. Lapisan atas dianggap sudah tidak kaya hara sehingga perlu diganti yang bawah. Jemur di terik matahari sampai kering. Untuk menjaga keasaman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan 200g/m2 garam dapur.

PENGISIAN AIR
Kolam yang sudah siap segera diisi air secara bertahap. Setelah mencapai tinggi 20 cm saluran air ditutup. Taburkan pupuk kandang, seperti kotoran ayam (postal) sebanyak 500 g/m2. Tujuannya untuk menumbuhkan plankton. Air dibiarkan menggenang selama beberapa hari agar terjadi proses dekomposisi atau penguraian.
Yang perlu diperhatikan kehadiran anak katak/percil, burayak mujair, atau lele yang seringkali ikut terbawa air. Untuk mengatasinya taburkan saponin sebanyak 5-10 kg. Alternatif lain dengan pemberian daun lampesan (Hyptis suaveolens) secukupnya.
Saponin bisa mematikan hewan-hewan berdarah merah sedang lampesan hanya memabukan.
Pesaing atau predator yang sudah mati itu dibuang agar tidak busuk.
Beberapa hari kemudian air berubah menjadi hijau tanda bibit plankton sudah ada. Masukkan air secara bertahap hingga mencapai tinggi 60- 80 cm. Pupuk buatan, seperti SP-36 sebanyak 20 g/m2 dapat diberikan untuk mempercepat pertumbuhan pakan alami. Diamkan selama 5-7 hari sampai wama air berubah menjadi hijau segar. Saat itu benih sudah siap ditebar.

TABUR BENIH
Pilih benih sehat untuk ditebar. Ciri benih yang baik, gerakan renangnya lincah, sisik mengkilap, bebas penyakit, dan ukuran seragam. Benih kurang seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet.
Ada beberapa jenis gurami yang sudah dikembangkan, seperti paris, safir, merah, jepang, dan soang. Setiap jenis memiliki kelebihan masing-masing. Yang perlu diperhatikan asal benih.
Usahakan jaraknya tidak jauh dengan lokasi supaya tidak “mabuk” selama pengangkutan. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari. Saat itu cuaca redup sehingga penyesuaian berlangsung lebih cepat dan menghindari benih stres. Secara perlahan-lahan kantung benih dimasukkan ke air. Biarkan beberapa saat agar suhu di kantung sama dengan air kolam.
Buka kantung lalu tuang ke air. Biarkan benih berenang sendiri.

PERAWATAN BERTAHAP
Gurami yang dipelihara dari benih ukuran 2 cm sampai siap konsumsi memerlukan waktu lama.
Dengan segmentasi budidaya relatif lebih cepat. Tahapan itu dimulai dan pembenihan, pendederan hingga pembesaran. Setiap segmen dilakukan di kolam terpisah dan penanganan berbeda.
Pembenihan
Pembenih hanya menyediakan benih sebesar kuku atau ukuran 2-3 cm. Modalnya sepasang induk, kolam perkawinan. sarang telur, dan akuarium untuk penetasan sekaligus perawatan.
Induk siap kawin dimasukkan ke kolam. Sarang dan ijuk untuk melekatkan telur diletakkan di pinggir. Keesokan han dicek, jika sudah berisi telur, angkat lalu dimasukkan ke akuarium. Sehari kemudian telur sudah menetas.
Larva belum diberi pakan, toh, persediaan pakan di kantung telur (yolk sack) cukup selama 2 hari. Setelab cadangan makanannya mulai menipis, kutu air atau artemia diberikan. Usahakan pemberian tidak terlambat. Larva yang terlanjur kelaparan kondisinya Iemah. Dua hari berikutnya barulah diberi cacing rambut. Biasanya pertumbuhan ikan cepat setelah makan cacing rambut. Dalam waktu 30 hari sejak tetas benih sudah sebesar biji oyong (1 cm). Dengan cara ini kelulusan hidupnya mencapai 95%.
Jika menginginkan benih agak besar, perawatan di akuarium dilanjutkan kembali. Populasi dijarangkan dengan cara memindahkan sebagian benih ke tempat lain. Pakan utama tetap cacing rambut. Sistem pemeliharaan dengan air mengalir.
Setelah 1 bulan diperoleh benih ukuran kuku (1-3 cm). Benih ini bisa dipanen dan siap ditebar ke kolam.

C. Penetasan telur
Proses penetasan telur dilakukan untuk mendapatkan larva ikan, proses penetasan telur
dilakukan dalam wadah khusus seperti aquarium, bak ember dan paso yang ditempatkan
diruang tertutup dan terlindung, istilah ruang tertutup adalah ruangan yang terlindung dari
pengaruh cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu, dan hama predator. Persyaratan
penetasan telur dan pemeliharaan larva yaitu air harus bersih dan jernih serta suhu udara
dan suhu air harus stabil tidak berfluktuasi. Telur yang menetas dipelihara sehingga
menjadi larva ukuran gabah atau biji oyong, dengan lama pemeliharaan kurang lebih 30-40
hari.Penetasan telur dan pemeliharaan larva merupakan priode masa kritis sehingga
penanganannya harus dilakukan secara hati-hati, penetasan telur dan pemeliharaan larva
gurame secara terkontrol mutlak dilakukan karena angka kematian larva yang baru

menetas sampai dengan ukuran gabah atau biji oyong sangat tinggi.

D. Pemeliharaan larva gurame
Pemeliharaan larva dilakukan dari telur menetas yaitu umur 9 - 12 hari hingga menjadi larva
ukuran gabah atau biji oyong dengan berat 0.5 gram/ekor, pemeliharaan larva mulai
dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur (yolk) yang ada diperut larva mulai
habis yaitu umur 9 - 12 hari dari telur menetas, pakan larva yang diberikan pasca cadanan
makanan mulai habis yaitu kutu air, dan cacing sutra, waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai benih ukuran gabah atau biji oyong yaitu 30 - 40 hari. Pemeliharaan larva
merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan dari sutau pembenihan ikan
gurame. Stadia larva merupakan masa yang paling kritis dalam siklus hidup ikan, malahan
lebih susah dari fase penetasan telur itu sendiri. Tingkat kematian pada larva sangat tinggi,
penetasan telur dan pemeliharaan larva gurame secara terkontrol mutlak dilakukan karena
angka kematian larva yang baru menetas sampai dengan ukuran gabah atau biji oyong
sangat tinggi, oleh karena itu, pemeliharaan larva harus dilakukan didalam ruangan tertutup
dan terlindung dari pengaruh cuaca, curah hujan, angin, perubahan suhu dan hama predator.

E. Pendederan gurame
Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih gurame setelah priode larva
sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap didederkan kembali atau siap ditebarkan
dikolam pembesaran, pendederan juga merupakan tahapan yang tepat untuk menyeleksi
benih-benih unggul, pembenihan ikan gurame dapat dilakukan secara berulang kali, jadi
pendederan bernih gurame bisa dijadikan kegiatan yang dilakukan sebagai suatu bisnis
tersendiri. Pendederan gurame dilakukan dari benih sebesar gabah atau biji oyong namun
ada juga pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar yaitu ukuran kuku. Berikut
ini ukuran yang dihasilkan dari setiap tahapan pendederan benih gurame yaitu : 1 - 2 cm
(gabah/oyong), ukuran 2 - 4 cm (kuku), ukuran 4 - 6 cm (silet), ukuran 6 - 8 cm (wadah
korek), sampai benih ukuran bungkus rokok 8 - 11 cm yang selanjutnya dilakukan pada
tahap pembesaran. Kegiatan pendederan gurame hampir sama dengan kegiatan
pembesaran gurame. kegiatan pendederan ikan gurame tersebut meliputi persiapan
wadah/kolam, penebaran benih, pemberian pakan, pengolahan air, pengendalian hama
dan penyakit dan pemanenan.
Pendederan dilakukan di kolam ukuran 50-100 m2. Benih sebesar kuku ditebar dengan kepadatan 40 ekor/m2. Contoh, ukuran kolam 100 m2 memerlukan benih sekitar 4.000 ekor. Tinggi air 30-40 cm dengan debit air 10 liter/menit.
Seminggu atau 10 hari setelah tebar benih belum diberi pakan buatan. Di samping ukuran mulut belum mampu menelan pelet, pakan alami yang tersedia di kolam sudah cukup. Pada hari ke-11 pelet baru boleh diberikan. Pelet yang diberikan mengandung 50% protein. Kebutuhan pakan per hari dihitung menurut bobot ikan, biasanya dipatok 1 %. Jumlah pakan yang diberikan kecil, tapi frekuensinya diperbanyak. Yang umum 2-3 kali, ditingkatkan menjadi 6 kali.
Perawatan sehari-hari selain memberi pakan, ikan selalu dikontrol kesehatannya. Benih sebesar ini masih rentan serangan penyakit. Kualitas air yang masuk ke kolam selalu dicek. Bila lingkungan kolam terlihat ada tanda-tanda berubah segera diberi tindakan pencegahan.
Ketika cuaca panas misalnya, suhu air akan meningkat. Sebelum ikan stres sebaiknya volume air ditingkatkan. Sebaliknya, ketika suhu dingin di musim hujan tinggi air dikurangi. Selain itu, pH air tak luput dan perhatian. Saat penghujan biasanya pH air turun. Kondisi seperti itu bisa mengundang kehadiran penyakit. Untuk menstabilkannya taburkan garam secukupnya.
Sampling berat ikan setiap bulan merupakan kegiatan rutin. Dengan cara itu bisa diketahui pertumbuhan ikan. Keseragaman ukuran sangat penting untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Karena itu perlu dilakukan sortir, ukuran yang tidak standar dipindah ke kolam lain.
Pemeliharaan selama 45-60 hari menghasilkan benih sebesar dim/silet atau 4-5cm.
Benih bisa dipanen dan siap dijual. Bila tidak ada permintaan benih, proses budidaya dilanjutkan lagi. Namun, kepadatan ikan dikurangi menjadi 30 ekor/m2. Pemeliharaan selama 60 hari diperoleh benih ukuran wadah korek atau 7-8 cm.


PENDEDERAN IKAN GURAME DI KOLAM PLASTIK

Ikan gurame termasuk ikan labirin, yakni dapat hidup dalam air yang kekurangan oksigen, karena ikan gurame dapat menghisap oksigen dari udara babas. Dengan kondisi tersebut, petani dapat melakukan usaha pembenihan pendederan ikan gurame, meskipun tidak mempunyai air yang mengalir.

Ikan gurame termasuk ikan yang tidak banyak gerak, sehingga dengan area yang relatif sempitpun dapat ditanami ikan dalam jumlah banyak. Hal ini dapat menghemat lahan dan memberikan peluang kepada petani yang mempunyai lahan sempit untuk mempunyai kolam pendederan gurame sebagai sumber pendapatan keluarga. Selain itu, ikan gurame bernilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan jenis ikan lainnya benih maupun konsumsi.



Kolam plastic



Tasikmalaya memang sudah sejak lama dikenal sebagai sentra budidaya perikanan air tawar termasuk ikan gurami baik di tingkat provinsi maupun nasional, juga sampai ke luar negeri. Dan banyak petani ikan asal luar negeri yang berguru perikanan air tawar ke Tasikmalaya. Meskipun demikian, tidak semua wilayah di Kab. Tasikmalaya dapat melakukan kegiatan budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan air yang kurang.

Karena ketersediaan air yang minim, maka pendederan ikan gurame pada kolam plastik menjadi salah satu jawaban yang tepat bagi sub sektor perikanan. Dengan kolam plastik, lahan sempit
dan air yang kurang, bukan suatu masalah lagi. Karena kolam plastik ini " adalah usaha budidaya yang hemat lahan dan air, serta untungnya besar Dalam budidaya ikan, orang lebih mengenal tambak, karamba, jaring apung, kolam air tenang dan kolam air deras. Selain itu, adalagi kolam batu dan kolam plastik.

Kolam batu ada di daerah Kec. Cikatomas Kab. Tasikmalaya, yaitu kolam yang dibuat pada lahan cadas. Kolam batu dianalogkan dengan sawah, yakni kolam tadah hujan, karena mengandalkan air hujan sebagai sumber airnya. Kolam batu tersebut berfungsi sebagai bak penampungan air untuk sumber air di musim kemarau dan sebagai kolam tetenong.

Kolam plastik sebenarnya bukan istilah baru dan sudah digunakan meski terbatas di lingkungan lembaga. perikanan. Namun di Kab. Tasikmalaya, kolam plastik tersebut berkembang pesat baru-baru ini di Kec. Cineam dan Kec. Manonjaya.

Sampai saat ini, sudah lebih dari 600 buah kolam plastik yang dibangun petani ikan di dua wilayah kecamatan tersebut. Kolam plastik bukanlah kolam khusus yang terbuat dari plastik tetapi tetap terbuat dari tanah. Namun, karena tanah di daerah tersebut adalah tanah yang porus/sarang (tidak dapat menahan air) dan airnya bukanlah air yang mengalir, maka air di kolam tersebut tidak cepat habis, dasar kolam dan pinggir kolam dilapisi plastik.

Luas kolam plastik kecil, rata-rata 14 meter persegi dengan kedalaman air antara 10-60 cm. Kecuali untuk kolam pendederan I dan pendederan II, luasnya cukup 2 meter persegi dengan kedalaman air 10 cm. Begitu pula untuk ukuran kaset, luasnya bisa 2-3 kali luas dibandingkan dengan kolam untuk ukuran benih yang lebih kecil dari ukuran kaset dan kedalamannya bisa sampai I meter. Ukuran panjang atau lebar kolam disesuaikan dengan keadaan lahan.




ANALISIS HASIL PENDEDERAN

Untuk ukuran hasil pendederan pada ikan gurame terbagi kedalam beberapa jenis ukuran diantaranya :

a.Ukuran 2-3 cm umur 40 sd 50 hari dari telur dengan harga jual Rp 300-Rp 400/ ekor
b.Ukuran 4-5 cm umur 50 sd 60 hari dari ukuran 2-3 cm dengan harga jual Rp 800-Rp1000/ ekor
c.Ukuran 6-7 cm Umur 50 sd 60 hari dari ukuran 4-5 cm dengan harga jual Rp 1700–Rp 2000/ekor.
d.Ukuran 7-9 cm Umur 50 sd 60 hari dari ukuran 6-7 cm dengan harga jual Rp 2500-Rp3000/ekor

Untuk fase produksi tersebut diatas sebenarnya tidak ada ketentuan khusus dalam masa pemanenan, dalam arti pada saat konsumen membutuhkan ukuran sesuai dengan keinginan walaupun belum berusia diatas 50 hari masa pemeliharaan pembudidaya bisa menjualnya.


F. Pembersan gurame
Pembesaran gurame adalah suatu kegiatan budidaya yang meliputi kegiatan pra produksi,
proses produksi dan pemanenan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan gurame ukuran
konsumsi atau ukuran yang dikehendaki sesuai permintaan pasar, kegiatan pembesaran
merupakan kelanjutan dari pendederan, gurame ukuran konsumsi layak dipanen jika telah
mencapai ukuran 500 - 800 gram/ekor, namun ada juga konsumen yang menghendaki
gurame berukuran diatas 1 kg/ekor, khususnya untuk keperluan pesta atau hajatan.
Pembesaran gurame secara intensif disarankan dilakukan secara monokultur yaitu dalam
satu kolam hanya dipelihara ikan gurame saja. Hal ini dikarenakan gurame sangat lambat
ketika menyantap makanan, jika gurame dilakukan secara polikultur dimana dalam satu
kolam dipelihara dua atau lebih ikan dikhawatirkan pakan yang seharunya dimakan gurame
terlebih dahulu dimakan ikan pesaing sehingga pertumbuhan gurame tidak optimal. Benih
gurame yang diigunakann untuk kegiatan pembesaran yaitu minimal berukuran 100 g/ekor,
umumnya benih yang digunakan untuk kegiatan pembesaran berukuran 200 - 250 g/ekor,
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ukuran konsumsi minimal 500 g/ekor yaitu 4 - 5
bulan. Adapun kegiatan dalam proses produksi pembesaran ikan gurame umumnya
meliputi
1. Persiapan kolam atau wadah
2. Penebaran benih
3. Pemberian pakan
4. Pengolahan air
5. Pengendalian hama dan penyakit
6. pemanenan

Tahap pembesaran dimulai dan benih sebesar korek atau ukuran 7-8 cm. Kolam pembesaran yang digunakan berukuran 100-500 m2. Kepadatan tebar 20 ekor/m2. Contoh, untuk kolam ukuran 500 m2 dibutuhkan benih sekitar 10.000 ekor. Tinggi air 70 cm dengan debit air yang masuk ke kolam 15 20 liter/menit.
Pakan buatan per hari diberikan 1% dan bobot ikan. Frekuensi pemberian 2-3 kali, pukul 07.00, 11.00, dan 13.00. Pelet yang digunakan harus mengandung 25% protein. Pakan tambahan berupa daun sente. Kebutuhan-nya per hari 10% dari bobot ikan diberikan sekali pada sore hari, pukul 17.00.
Perawatan sehari-hari di tahap ini hampir sama dengan tahap pendederan. Benih masih relatif rentan serangan penyakit dan mudah stres bila ada gangguan atau perubahan lingkungan secara mendadak.
Untuk menghasilkan benih sebesar bungkus rokok atau 10-12 ekor per kilo dibutuhkan waktu 75 -100 hari. Benih sebesar itu sudah bisa dipanen dan dijual. Atau dipindah ke kolam lain untuk dibesarkan hingga ukuran konsumsi.
Kolam pembesaran berukuran lebih besar. Ukuran kolam 500 m2 tidak masalah. Yang penting kepadatan ikan dikurangi 10 ekor/m2. Tinggi air dinaikkan menjadi 80 cm, debit air 20 liter/menit. Pakan buatan diberikan 2 kali sehari., pukul 08.00 dan 13.00. Pelet harus mengandung 20%protein. Pakan tambahan daun sente cukup 10% dari bobot ikan diberikan pada sore hari, pukul 16.00.
Benih sebesar itu sudah agak tahan serangan penyakit. Namun, perlu diwaspadai kondisi lingkungan kolam. Perawatan dan pengontrolan setiap hari dianggap perlu. Pemberian garam secukupnya rutin setiap bulan untuk mencegah munculnya penyakit.
Pembesaran ini memerlukan waktu 90-100 hari untuk mendapatkan ikan ukuran konsumsi, 500 g/ekor.
Ikan sebesar itu bisa dipanen dan siap dijual ke pasar atau restoran. Bila belum ada order, ikan tetap dipelihara di kolam. Namun, pemberian pakan tidak terlalu intensif. Pelet bisa diberikan sekali pada pagi hari, sore daun sente. Ini dilakukan agar pengeluaran tidak mcmbengkak.

ANALISIS PEMBESARAN GURAME
Tebar benih gurame masa pembesaran biasanya berukuran antara ukuran 2ons sd 3ons dimana jangka waktunya antara 3 sd 4 bulan masa panen. Ukuran masa panen pembesaran dalam jang ka waktu tersebut biasanya berukuran kisaran 5 ons sd 1 Kg.

Melihat hal tersebut diatas maka ada baiknya kita membagi kedalam 3 Kelompok budidaya diantaranya kelompok pembenihan, pendederan dan pembesaran. Dengan pembagian kelompok tersebut maka budidaya gurame tidak akan dirasa lama.

Jika kita lihat, memang gurame adalah jenis ikan yang masa pertumbuhannya relatif lamban dibanding jenis ikan lain seperti mas, nila dll, akan tetapi bila kita amati perbedaan masa pertumbuhan itu tidaklah mencolok, kalau kita ambil contoh budidaya ikan nila dari ukuran 2-3 cm sampai mencapai rata-rata 7ons sebenarnya kalau dihitung waktu pasti tidak cukup 6-7 bulan, yang membedakan lamanya waktu pemanenan tersebut yang paling menonjol adalah ukuran masa konsumsinya, dalam arti ikan nila bisa di konsumsi dengan besaran ukuran 2-5 ons sedangkan untuk gurame dikonsumsi dengan besaran ukuran minimal 5 ons sd 1kg.
G. Pakan
Pakan adalah sumber energi bagi mahluk hidup, pakan dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan ikan gurame, pakan gurame terdiri dari pakan alamai
(hijauan) tumbuhan dan pakan buatan (pelet), pakan tersebut dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan gurame, jika pakan diberikan sesuai dengan
kebiasaan makan gurame makan gurame dan mengandung gizi tinggi maka pertumbuhan
gurame dapat terpacu lebih cepat. Pakan alami sangat bagus diberikan pada ikan yang
masih dalam stadia larva atau benih, contoh pakan alami untuk larva atau benih gurame
tersebut adalah kutu air, cacing sutra dan arthemia sp, sedangkan pakan tumbuhan adalah
pakan yang diberikan dalam bentuk apa adanya kepada ikan seperti daun-daunan.


H. Pengendalian hama dan penyakit
Ikan yang dipelihara tidak akan lepas dari gangguan atau serangan hama dan penyakit,
serangan hama dan penyakit ikan bisa datang dan menyerang ikan secara tiba-tiba tanpa
diketahui sebelumnya, hama dan penyakit tersebut dapat mengancam kelangsungan hidup
gurame dari stadia telur, larva, benih sampaj gurame dewasa. Seranan hama dan penyakit
ini dapat menyebabkan produksi ikan menurun dan dapat menimbulkan kematian secara
masal sehingga gagal panen, oleh karena itu penanganan hama dan penyakit pada
gurame merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian. Pengendalian hama dan
penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan
adalah upanya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan sedangkan pengobatan
merupakan upanya untuk mengobati ikan-ikan yang terserang hama dan penyakit agar
sehat kembali.

PENYAKIT GURAMI

Penyakit merupakan masalah utama budidaya gurami. Kehadirannya perlu diwaspadai, sebab serangannya bisa menyebabkan kematian sehingga gagal panen. Penyebab yang kerap dijumpai seperti bakteri, jamur, parasit, dan cacing.
Mereka muncul akibat lingkungan kolam yang kotor. Karena itu periu dicermati kepadatan tebar kualitas air dan pakan berlebihan. Berikut beberapa penyakit yang kerap ditemui di kolam.

Kutu ikan
Penyakit ini disebabkan parasit Argulus indicus. Serangannya dengan cara menempel lalu menggigit tubuh. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan. Penularan ke ikan lain melalui air atau kontak langsung. Parasit ini muncul pada kolam-kolam yang kualitas airnya buruk.
Cara pengendalian dengan mengeringkan kolam seusai panen sehingga telur-telurnya mati. Ikan yang sudah terserang diobati. Caranya dengan menaburkan garam sebanyak 10-15 kg/m3 ke kolam.
Usahakan saat pengobatan saluran masuk ditutup, air diturunkan 10-20 cm. Sehari kemudian air bisa ditambahkan. Atau ikan sakit direndam air yang sudah dibubuhi garam sebanyak 10-15 gr/l selama 15 menit.

Cacing ikan
Penyebabnya parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus. Kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan tinggi. dan perubahan lingkungan mendadak memicu munculnya keluarga cacing itu.
Gejala awal ditandai nafsu makan ikan menurun, sering muncul di permukaan air, dan terkadang berbaring dengan insang terbuka. Dactylogyrus lebih menyukai insang Gyrodactylus menyerang bagian badan dan sirip.
Cara penanggulangannya dengan mengganti air dalam jumlah besar. Taburkan garam dapur 40 g/m3 ke kolam, lalu tutup saluran air selama 24 jam. Ikan sakit direndam kelarutan garam dapur sebanyak 40 mg/l air.

Mata BELO
Gejala penyakit ini ditandai mata membengkak dan menonjol keluar dan kelopaknya. Ikan yang terserang akan buta. Lama-kelamaan kondisi tubuh lemah dan akhirnya mati. Penyebab penyakit ini diduga karena virus/cacing. Serangan awal ditandai kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang, dan sering muncul ke permukaan. Saat itu bisa dilakukan pengobatan dengan cara menaburkan garam 1 kg/m3. Saluran air dihentikan selama 24 jam. Keesokan harinya baru diganti total.
Cara lain dengan memberikan antibiotik yang dicampur dengan pakan. Selama pengobatan air bisa diganti total. Biasanya pengobatan itu hanya menyelamatkan ikan yang masih sehat. Ikan yang sudah mati diambil lalu dibakar.

Jamur
Gejala awal serangan ditandai benang-benang halus mirip kapas menempel pada tubuh yang terluka.
Penyebabnya jamur Saprolegnia dan Achyla. Dalam waktu relatif cepat jamur ini menyebar keseluruh ikan di kolam. Jamur ini tidak menimbulkan kematian, tapi kondisi ikan lemah, nafsu makan kurang. dan akhirnya kurus. Lemahnya daya tahan tubuh membuka peluang kehadiran penyakit lain.
Cara penanggulannya dengan memberi garam sebanyak 400 mg/m3. Pada saat pengobatan saluran air dihentikan. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan dan dilanjutkan setiap bulan. Ikan yang sakit direndam dalam larutan garam 20 mg/l air atau malachyte oxalate 1 mg/l atau dosis 0.1 – 0,5 mg/l selama 12-24 jam. Alternatif lain dengan merendam ikan ke larutan formalin 200 ppm selama 2jam.
Bakteri
Penyebabnya Aeromonas sp dan Pseudomonas sp. Bakteri ini sering dijumpai pada kolam yang tercemar bahan organik. Keduanya seringkali ditemui di musim kemarau atau menjelang penghujan. Air kolam kurang baik atau perbedaan suhu siang dan malam hari juga berperan munculnya penyakit ini.
Gejala klinis dicirikan luka di tubuh dan berdarah, perut membesar, lendir mencair, sisik mengelupas, dan timbul borok. Dalam waktu singkat kondisi ikan lemah. sering muncul ke permukaan, lalu mati. Serangan penyakit ini perlu diwaspadai sebab tak jarang berakibat kematian massal.
Cara penanggulangannya dengan merendam ikan sakit ke larutan oxytetracycline 2 5 mg/l air selama 24 jam. Perlakuan itu diulang 3 kali secara berurutan. Ikan yang terinfeksi bisa direndam larutan malachite green oxalat 0,5 mg/l selama 1 jam. Satu bulan kemudian ikan diberi pakan yang mengandung oxytetracycline 60 mg/kg pakan selama 7 hari berturut-turut.



Bercak putih
Parasit Ichthyophthyrius sp merupakan penyebab penyakit ini. Ia menyerang kulit ikan dan menimbulkan bercak-bercak putih. Gejala klinis ditandai bercak putih menyebar di tubuh, warna sisik pucat. ikan sering menggosokkan badan dan tampak megap-megap seolah kekurangan oksigen. Ikan yang terserang direndam dengan larutan formalin 25 mg/l ditambah malachite green oxalat 0,2 mg/l selama 24 jam.


Pencegahan hama dan penyakit ikan merupakan cara yang efektif dibandingkan dengan
pengobatan karena biaya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan
orang yang mengkonsumsi ikan. Penyakit yang menyerang ikan merupakan suatu proses
hubungan antara tiga faktor yaitu lingkungan, ikan dan jasad penyakit. Ikan yang terserang
jasad penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan dan
organisme penyebab penyakit, misalnya lingkungan yang tidak sesuai adalah perubahan
suhu yang mendadak yang dapat menyebabkan ikan stres sehingga ikan menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit. selain faktor tersebut hama dan penyakit umumnya
menyerang setelah ikan mengalami gangguan fisik, kurang gizi akibat mutu pakan yang
jelek, menurunnya kualitas air kolam, sanitasi lingkungan yang buruk serta pengetahuan dan
kemampuan petani ikan yang masih terbatas soal hama dan penyakit ikan.



I. Pemanenan
Panen merupakan tahap terakhir dari kegiatan produksi dalam budidaya ikan, panen
dilakukan setelah gurame mencapai umur atau ukuran tertentu sesuai dengan yang telah
direncanakan atau kehendaki pasar, keberhasilan usaha budidaya gurame dapat diketahui
dari hasil panen yang diperoleh. parameternya adalah jumlah, ukuran atau bobot, dan
kualitas ikan yang dihasilkan, ada tiga produksi hasil panen gurame yang diperoleh, yakni telur dari hasil pembenihan, benih dari hasil pendederan dan gurame konsumsi dari hasil pembesaran.
Analisa Usaha

Khusus di kalangan petani ikan di Kab. Tasikmalaya dikenal sebagai istilah untuk ukuran benih ikan, mulai dari lepas baskom (lempung), biji ketimun, biji labu, kuku, paneker, silet, kotak, korek, garfit sampai kaset. Benih ikan mulai dari lempung sampai sebesar kaset membutuhkan waktu sekitar 8 bulan atau 8 periode pendederan. Sedangkan pendederan untuk masing-masing periode pendederan berkisar antara 17-30 hari.

Pendederan I menghasilkan benih ukuran biji mentimun lama pendederan 17-20 hari, pendederan 11 (biji Iabu) selama 17-20 hari, pendederan III (ukuran kuku) selama 30 hari, pendederan I (paneker) selama 30 hari, pendederan A (silet) 30 hari, pendederan (korek) 30 hari, pendederan VII (korek) 30 hari dan pendederan VIII (kaset) selama 30-45 hari. Namun dari berbagai periode pendederan, yang dinilai paling menguntungkan adalah pendederan I dan 11.

Analisa usaha budidaya pendederan I lepas baskom (1 -3 cm) pads kolam 2 meter persegi yakni, pembuatan kolam bayar upah I orang pekerja untuk I hari Rp. 20.000, beli plastik 2 meter @ Rp. 7.000 (Rp. 14.000) dan spin Rp. 7.000. jumlahnya Rp. 41.000. Bali benih 4.000 ekor kali Rp. 5 yakni Rp. 20.000 dan biaya lain-lain Rp. 50.000. Sehingga totalnya Rp. 131.500. Kemudian hasil produksi sebesar biji mentimun jumlah ikannya 3.000 ekor x Rp. 125/ekor menjadi Rp.375.000–Rp.131.000 = Rp.243.500 (keuntungannya).

1 komentar: